Mungkin banyak
banget orang yang bilang saya ini adalah orangnya lawas, yang sukanya film atau lagu-lagu
yang udah zaman dulu. Tapi harus gue akuin kalo lagu atau film zaman dulu itu
jauh lebih bagus daripada zaman sekarang, ya walaupun sekarang beberapa
perfilman Indonesia sudah mulai berkembang dan memberikan contoh-contoh yang
baik lagi. Saya cuman pengen share nih dan mungkin bisa jadi beberapa recommend
kalo kalian pengen nonton film Indonesia tapi ngga tau apa.
Ada sekitar 10 film Indonesia di tahun 2000an yang saya suka
yaitu:
Film yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Nicolas Saputra, Titi Kamal ini pernah masuk nominasi dan medapatkan Piala Citra Festival Film Indonesia 2004. Soundtrack film ini pun dinyanyikan oleh penyanyi yang kita sudah kenal jelas yaitu Melly Goeslaw.
Ada Apa
Dengan Cinta ini menceritakan tentang Percintaan di masa-masa SMA,
Cinta (Dian Sastrowardoyo) sebagai seorang pelajar SMA. Ia langganan juara lomba puisi di sekolahnya yang
rutin diadakan tiap tahun. Di sekolah, juara lomba puisi tahun ini akan
diumumkan. Seluruh siswa yakin Cinta yang akan menjadi juara. Namun justru
pemenangnya tahun ini adalah Rangga (Nicholas Saputra). Karena Cinta dan teman-temannya adalah pengurus
mading sekolah, ia akan mewawancarai Rangga. Namun Rangga adalah tipe laki-laki
pendiam, penyendiri dan "dingin". Saat Cinta berbicara dengan Rangga,
ia melihat buku yang dipegang Rangga (buku AKU karya Syumandjaya). Lalu Cinta
memberinya surat dan membuat Rangga emosi. Dan tanpa disengaja bukunya
terjatuh. Cinta segera memungutnya. Dan membawa pulang buku itu untuk dibaca.
Pada akhir cerita, Rangga yang saat itu akan
berencana pindah sekolah ke San Francisco dari asal negara Amerika Serikat, mencoba menelepon Cinta untuk berpamitan.
Namun Cinta justru tetap menjauh dari Rangga. Cinta yang menyadari cinta
sejatinya itu, segera menyusul ke Bandar
Udara Internasional Soekarno-Hatta. Di
sana Cinta bertemu dengan Rangga. Ia meminta Rangga untuk membatalkan niatnya
sekolah di luar negeri. Namun Rangga tetap pergi meninggalkan Cinta-nya. Ia
memberi Cinta buku yang pada halaman terakhirnya terdapat puisi Rangga yang
berjudul "Ada Apa dengan Cinta?". Rangga berjanji akan kembali di
saat bulan purnama tiba ke Bandar Udara Internasional San Fransisco.
Film
anak-anak ini adalah salah satu film favorit gue sampai saat ini. Menurut gue
film Petualangan Sherina ini adalah salah satu film kejayaan anak-anak di
masanya. Film yang dibintangi oleh Sherina Munaf, Derby Romero, Didi Petet,
Mathias Muchus dan lainnya.
Petualangan Sherina ini menceritakan tentang
Ayah Sherina (Sherina Munaf), yaitu Darmawan (Mathias
Muchus), insinyur pertanian, yang mendapatkan pekerjaan pertanian
sesuai dengan impiannya. Ia mengajak Sherina untuk ikut pindah ke Bandung
Utara. Di sekolahnya yang baru, ia mendapat musuh,
yang bernama Sadam (Derby Romero), yang ternyata anak dari majikan Darmawan,
Ardiwilaga (Didi Petet).
Hal ini diketahui
Sherina saat berliburan ke rumah Ardiwilaga. Saat itu mereka sedang libur
sekolah 3 hari, lalu saaat mereka masuk mereka harus mempunyai karangan selama
liburan. Akhirnya Sherina dan Sadam pun memulai perjalanannya, yang dimulai
dengan keisengan mereka untuk sampai Boscha hanya dengan berjalan kaki. Di dalam
kesempatan ini permusuhan kedua anak tadi berubah menjadi persahabatan, karena
keduanya diculik oleh Pak Raden (Butet Kertaradjasa), suruhan Kertarejasa (Djaduk
Ferianto), yang menguasai tanah pertanian Ardiwilaga, untuk proyek
propertinya.
Film yang
dibintangi oleh Nirina Zubir, Maria Agnes,Dinna Olivia, dan Revaldo.
Soundtrack film ini pun dinyanyikan oleh Band yang sampai saat ini lagunya
mungkin masih terasa dalam benak kita yaitu Band Sheila On 7.
Film 30 Hari Mencari Cinta ini menceritakan tentang Keke (Dinna Olivia), Gwen (Nirina Zubir) dan Olin (Maria Agnes) yang menjadi sahabat karib sejak SMA. Bersama-sama setelah mereka masuk Universitas, ketiga gadis ini tinggal di rumah orang tua Olin.
Meskipun mereka berbeda jurusan di universitas selalu ada hal yang bisa mereka
lakukan bersama setelah kuliah seperti makan pizza bersama, menyewa video dan
menonton film bersama di rumah.
Suatu
malam, ketika mereka menyaksikan film Titanic, hati mereka tersentuh. Mereka baru
sadar setelah sekian lama, mereka telah kehilangan dan tidak menghiraukan suatu
hal yang sangat penting yaitu CINTA. Satu-satunya pria yang mereka
kenal adalah Bono, tetangga mereka. Akibat mereka selalu berjalan bersama tanpa
pernah didampingi oleh laki-laki, mereka dijuluki "the lesbians" oleh gang
musuh mereka yang dipimpin oleh Barbara.
Oleh
sebab itu, mereka berpikir untuk mendapatkan kekasih. Akan tetapi ide ini malah
membuat persahabatan mereka retak karena mereka akhirnya bertaruh satu sama
lain untuk menentukan siapa yang paling cepat mendapatkan kekasih. Taruhannya
adalah untuk menemukan cinta dalam 30 hari. Pemenangnya akan dilayani oleh yang
kalah selamanya.
Joshua oh Joshua adalah film drama musikal Indonesia yang dibintangi oleh Joshua Suherman,
Desi Ratnasari, Anjasmara, Mega Utami dan sebagainya.
Film ini menceritakan tentang sebuah dua anak jalanan yang harus mencari uang
sepulang sekolah. Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mengamen atau
membantu membawakan barang belanjaan. Mereka tetap riang dan suka bernyanyi
sambil berlari-lari. Jejen (Mega Utami) punya ibu kandung yang baik, sedangkan
Jojo (Joshua Suherman) hidup dengan ibu Angkatnya, Nani (Cut Keke), yang kejam,
padahal di sekolah Jojo selalu rangking satu.
padahal di sekolah Jojo selalu rangking satu.
Jojo sebenarnya bukan anak kandung Nani dan
suaminya, Gito (Eeng Saptahadi), yang selama ini membesarkannya. Ketika kecil
bayi Jojo diambil Mpok Ati (Inggrid Widjanarko), perempuan tidak waras, yang kemudian di
tinggalkan di suatu tempat. Di situlah Gito menemukannya. Orangtua kandung Jojo
adalah orang kaya yang baik hati.
Film ini berkisah tentang 3 anak SMU yang ingin membuat sebuah film dokumenter tentang sekolahnya yang akan
dipasang pada pentas seni akhir tahun. Film ini dibintangi oleh Marcel
Chandrawinata, Raymon Y. Tungka, Vino G. Bastian, Christian Sugiono dan
lainnya.
Adapun synopsis film
ini adalah Agni (Raymon Y. Tungka),
Arian (Vino Bastian) dan Alde (Marcel Chandrawinata) adalah 3 sahabat sejak
mereka kelas 1 SMA, hingga kini mereka kelas 3 SMA. Agni adalah anggota klub
film sekolah, namun filmnya selalu ditolak oleh anggota yang lain. Alde anak
orang kaya yang aktif di ekskul band, banyak wanita yang tergila-gila padanya.
Sedangkan Arian adalah anggota ekskul mading, namun hanya menjabat sebagai
pemegang kunci mading.
Mereka memiliki kepala sekolah yang selalu semena-mena, hal apapun
selalu diukur dengan uang. Mereka bertiga pun membuat sebuah film dokumentasi
hingga kejahatan sang kepala sekolah pun terungkap.
Namun, dalam proses pembuatan film ini, banyak halangan yang ditempuh.
Seperti Agni yang masih memendam perasaan kepada mantan pacarnya, Alina (Joanna Alexandra). Sedangkan Alina kini telah
menjalani kasih dengan Ray (Christian Sugiono), walau Alina sering kali
dikasari oleh Ray tapi Alina masih tetap bertahan dengan Ray. Selain itu, Alde
juga memendam rasa pada sahabat Alina yang bernama Ratih (Nadia Rachel), namun
Alde tidak berani mengungkapkan karena Ratih adalah anak pedagang Somay
dikantin sekolah.
Nagabonar
Jadi 2 adalah sebuah film Indonesia yang merupakan sekuel dari
film Naga Bonar pada tahun 1987. Film ini meraih penghargaan sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2007 dan Movie of the Year dari Guardians
e-Awards.
Film ini menjadi film terlaris pada tahun
2007 dengan meraih penjualan tiket sebanyak 2,4 Juta penonton.
Film ini dibintangi oleh beberapa artis yang
namanya tidak asing lagi yaitu Tora Sudiro, Deddy Mizwar, Wulan Guritno, Jaja
Mihardja, Indra Birowo dan lain sebagainya.
Cerita tentang Nagabonar adalah meveritakan hubungan
Nagabonar (Deddy Mizwar) dan Bonaga (Tora Sudiro) dalam
suasana kehidupan anak muda metropolis. Bonaga, seorang pengusaha sukses,
mendapat proyek pembangunan resort dari
perusahaan Jepang. Sialnya, lahan yang diincar perusahaan Jepang tersebut tak
lain adalah lahan perkebunan sawit milik ayahnya Nagabonar. Maka Bonaga pun
memboyong ayahnya ke Jakarta agar dia bisa membujuk Nagabonar menjual lahan
tersebut.
Usaha Bonaga tak berhasil. Kekeraskepalaan
Nagabonar untuk mempertahankan lahan perkebunan (di mana di sana juga terdapat
makam istri, Ibu dan temannya si bengak Bujang) semakin menjadi-jadi ketika
tahu calon pembeli tanahnya adalah perusahaan Jepang (yang masih dianggapnya
penjajah).
Sementara Nagabonar dan Bonaga berusaha
untuk saling memahami cara pandang dan nilai-nilai satu sama lain, tenggat
waktu untuk Bonaga semakin mendekat.Namun, pada akhirnya Bonaga membatalkan
perjanjian tersebut, karena ia tahu ayahnya sebenarnya berat untuk menyetujui
hal tersebut, ia tidak mau membuat ayahnya sedih, karena ia sangat menyayangi
ayahnya.
Film ini berkisah tentang
persahabatan Ardi, Damar, Nino dan
Apin yang terjalin sejak mereka masih kanak-kanak. Suatu hari mereka melihat
Obet (Ade
Habibi) membunuh seorang anak dan
melaporkannya ke polisi.
Sementara itu, di tengah mereka datanglah
gadis cantik bernama Rara (Agni Arkadewi) yang kemudian dekat dengan Ardi. Kedekatan
Ardi dan Rara menjadikan persahabatan mereka retak. Sejak kecil mereka punya
ritual bermain yang unik yang mereka namakan mengejar Matahari. Mereka akan
berlari dari satu titik ke titik lain di kompleks rumah susun tempat tinggal
mereka, saling bersaing siapa yang akan sampai terlebih dulu.
Konflik bukan hanya seputar persahabatan
mereka, tetapi juga masing-masing pribadi. Nino adalah anak orang kaya, paling
dewasa dan pendiam. Damar tinggal hanya dengan ibunya yang jarang di rumah. Ia
tumbuh menjadi anak yang amat pemarah dan gemar berkelahi. Ardi anak pensiunan
polisi yang tertekan oleh kekerasan sikap bapaknya. Sementara Apin adalah yang
paling jenaka di antara mereka. Ia selalu bermimpi kelak akan menjadi sutradara
dan merekam seluruh aspek kehidupan yang tak mungkin terulang lagi.
Denias, Senandung di Atas Awan adalah film yang disutradari oleh John de Rantau dan diproduksi pada tahun 2006, dibintangi
antara lain oleh Albert
Thom Joshua Fakdawer, Ryan Stevano William Manoby , Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen dan Marcella Zalianty.
Film
Denias, Senandung di Atas Awan berhasil masuk panitia seleksi Piala Oscar tahun 2008.
Selain Denias, film Opera Jawa dan The Photograph juga sempat ingin diseleksi.
Tapi akhirnya hanya Denias yang terpilih diseleksi utk kategori film asing.
Tapi akhirnya hanya Denias yang terpilih diseleksi utk kategori film asing.
Film
ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang
layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih ini. Cerita dalam
film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama
Janias. Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu
indahnya.
selain
itu kesulitan dan perjuangannya dalam meraih cita-citanyapun tergabar dan
diceritakan dengan baik di dalam film ini
Doa yang
Mengancam merupakan film Indonesia yang dirilis pada tahun 2008 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini dibintangi antara
lain oleh Aming, Titi Kamal, Ramzi, Deddy Sutomo, Nani Widjaja, Jojon, Zaskia Adya Mecca, Cahya Kamila, Cici Tegal, Rini Yulianti, dan Asrul Dahlan.
Madrim, seorang kuli angkut, merasa dirinya
bernasib paling malang di dunia. Kawannya, Kadir, seorang penjaga mushola
menyarankan agar Madrim rajin salat. Madrim mengikuti nasihat ini tapi nasibnya
tak kunjung berubah. Sebuah peristiwa perampokan mengilhami Madrim. Dalam
doanya ia mengancam Tuhan dan memberi tenggat waktu tiga hari. Jika doanya
tidak terkabul, ia akan berpaling ke setan.
Pada hari ketiga, petir menyambar Madrim dan ia
jatuh pingsan. Ia ditolong penduduk desa. Setelah sadar, tiba-tiba Madrim
memiliki kemampuan yang dapat mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan
melihat fotonya. “Kemampuan melihat” ini dimanfaatkan polisi untuk melacak
keberadaan para buron. Puluhan buron berhasil ditangkap polisi atas “petunjuk”
Madrim.
Hal ini meresahkan Tantra, seorang “buron kerah
putih” yang kaya raya. Ia menculik Madrim dan menahan di apartemennya dengan
memberinya gaji buta dan pengawalan ketat. Madrim pun seketika hidup
berkecukupan. Madrim lagi-lagi mengancam Tuhan agar ia dibebaskan dari
“kemampuan lebih”-nya yang ternyata justru menyiksa dirinya. Kadir menduga,
jangan-jangan “kemampuan lebih” itu bukan pemberian Tuhan, tapi pemberian
setan. Maka Madrim pun “menggugat setan”.
Lagi-lagi Madrim mengalami koma. Setelah siuman, ia
bukannya kehilangan kemampuan, tapi kemampuannya justru bertambah. Ia bukan
saja bisa melihat gambaran seseorang saat ini, tapi juga gambaran di masa
mendatang! Dalam tempo singkat kekayaan Madrim meningkat. Tapi ia tak kunjung
bahagia karena ia justru tak mampu melacak keberadaan istrinya sendiri. Ia pun
memohon pada Tuhan agar dipertemukan dengan istrinya.

Film ini juga didukung dengan beberapa
lagu dari Band Dealova, Once, Bunga Citra Lestari.
Seorang siswi cantik dari SMU Persada bernama
Karra. Di sekolah, Karra dikenal sebagai sosok yang cukup pintar, nakal, dan
jago basket. Sementara itu, di rumah, ia dikenal sebagai sosok yang manja
sekaligus cuek. Kehidupan di sekolah dan di rumah inilah yang
membawa Karra masuk dalam kehidupan dua pria yakni Dira dan Ibel.
Dira yang jago basket pertama kali dikenal Karra di
sekolah. Perkenalan mereka diawali dari sebuah lapangan basket. Sedangkan, Ibel
yang jago gitar pertama kali dikenal Karra di rumah Karra. Ibel adalah teman
kuliah sekaligus sahabat karib abang Karra, Iraz. Lewat karakter dan cara
berbeda, Dira dan Ibel berusaha menyampaikan rasa kasihnya pada Karra.
Bagi Karra, Dira yang sering ketus, galak, dan
kurang ajar seolah selalu ingin menyakiti dirinya ternyata lebih menarik
perhatiannya ketimbang Ibel yang penuh perhatian dan senantiasa berupaya
menyenangkannya. Tak heran, bila akhirya Dira dipilih Karra menjadi pacarnya.
Untuk itu, Ibel pun harus berbesar hati terhadap pilihan Karra. Sayang,
hubungan kasih Dira dan Karra tak melulu berjalan mulus. Pertengkaran kerapkali
mewarnai hubungan mereka. Saat keduanya bertekad untuk lebih saling menyayangi
dan tak lagi saling menyakiti, Karra harus menghadapi sebuah kenyataan pahit,
Dira tergolek tanpa daya di sebuah rumah sakit.
Ternyata, selam ini Dira mengidap penyakit kanker otak. Selama ini, Dira selalu ketus dan galak kepada orang karena dia sudah tidak punya semangat hidup lagi. Tapi sejak bertemu dengan Karra, Dira berubah dan memiliki semangat hidup kembali. Dira pun akhirnya meninggal.
Ternyata, selam ini Dira mengidap penyakit kanker otak. Selama ini, Dira selalu ketus dan galak kepada orang karena dia sudah tidak punya semangat hidup lagi. Tapi sejak bertemu dengan Karra, Dira berubah dan memiliki semangat hidup kembali. Dira pun akhirnya meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar