Kesenian Reog Ponorogo sampai sekarang masih aktif dan di kenal dari seluruh
masyarakat Indonesia bahkan wisatawan mancanegara. Reog merupakan kesenian asli
warisan leluhur Indonesia yang berasal dari Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
SEJARAH REOG PONOROGO
Dahulu raja di kediri mempunyai putri yang amat sangat
cantik yang bernama Dewi Ragil Kuning. Banyak pangeran ingin menjadi suaminya,
salah satunya adalah pangeran dari Ponorogo yang bernama Raden Klono Sewandono.
Oleh karena itu Dewi Ragil Kuning menjadi bingung akhirnya Dewi Ragil Kuning
mengadakan sayembara. Yaitu menujukan pementasan yang belum pernah di lihat
oleh Dewi Ragil Kuning dan kedua orang tuanya.
Di sayembara itu ada 3 hal yang harus
di penuhi. Yaitu :
1. 1000
pasukan berkuda lengkap dengan penunggangnya
2.
Arak
–arakan yang memakai baju hitam dan kelihatan sangar
3. Dua
kepala hewan dalam satu tubuh.
Semua pun berlomba-lomba untuk memenangkan sayembara itu. Raden Klono
Sewandono sudah memenuhi syarat pertama dan kedua. Waktu perjalanan menuju
kediri. Raden Klono Sewandono dan rombongan dari Ponorogo di cegat oleh raja
Singo Barong. Raja singo barong mengajak raden klono sewandono berkelahi. Pada
saat itu radenklono sewandono yang marah menanggapi ajakan raja singobarong.
Pada saat berkelahi tiba-tiba raja singo barong merasa gatal gara-gara kutu di
rambutnya,ia pun memanggil dadak merak yang selalu bersamanya. Saat merak
memakan kutu yang ada di kepala raja singo barong,pada saat itulah raden klono
sewandono memenuhi sayembara yang ke tiga yaitu hewan berkepala dua dalam satu
tubuh. Raden klono sewandono menyatukan merak dan raja singo barong. Raden
Klono sewandono dan rombongan pun melanjutkan perjalanan menuju kediri dengan 3
syarat yang telah di penuhi. Sesampainya disana pertunjukan di pertontonkan dan
Dewi Ragil Kuning beserta orang tuanya menyukai pertunjukan itu. Lalu Raden
Klono Sewandono di tanya oleh ibu Dewi apakah nama dari pertujukan ini. Raden
pun menjawab pertunjukan ini saya beri nama REOG PONOROGO karena kami berasal
dari ponorogo.
PEMENTASAN SENI REOG
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
KONTROVERSI
Tarian Reog Ponorogo yang
ditarikan di Malaysia dinamakan Tari Barongan. Deskripsi akan tarian ini
ditampilkan dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan Kesenian dan Warisan
Malaysia. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, topeng berkepala
harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak, yang merupakan asli buatan
pengrajin Ponorogo. Permasalahan lainnya yang timbul adalah ketika ditarikan,
pada reog ini ditempelkan tulisan “Malaysia” dan diaku menjadi warisan Melayu
dari Batu Pahat Johor dan Selangor Malaysia – dan hal ini sedang diteliti lebih
lanjut oleh pemerintah Indonesia. Hal ini memicu protes dari berbagai pihak di
Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang berkata bahwa hak cipta
kesenian Reog dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan
diketahui langsung oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Ribuan
Seniman Reog pun menggelar demo di depan Kedutaan Malaysia.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar