Selasa, 21 Januari 2014

Sejarah Kesenian Tari Reog Ponorogo

Kesenian Reog Ponorogo sampai sekarang masih aktif dan di kenal dari seluruh masyarakat Indonesia bahkan wisatawan mancanegara. Reog merupakan kesenian asli warisan leluhur Indonesia yang berasal dari Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.



         SEJARAH REOG PONOROGO
   
    Dahulu raja di kediri mempunyai putri yang amat sangat cantik yang bernama Dewi Ragil Kuning. Banyak pangeran ingin menjadi suaminya, salah satunya adalah pangeran dari Ponorogo yang bernama Raden Klono Sewandono. Oleh karena itu Dewi Ragil Kuning menjadi bingung akhirnya Dewi Ragil Kuning mengadakan sayembara. Yaitu menujukan pementasan yang belum pernah di lihat oleh Dewi Ragil Kuning dan kedua orang tuanya.
  Di sayembara itu ada 3 hal yang harus di penuhi. Yaitu :
 1.       1000 pasukan berkuda lengkap dengan penunggangnya
 2.       Arak –arakan yang memakai baju hitam dan kelihatan sangar
 3.       Dua kepala hewan dalam satu tubuh.

   Semua pun berlomba-lomba untuk memenangkan sayembara itu. Raden Klono Sewandono sudah memenuhi syarat pertama dan kedua. Waktu perjalanan menuju kediri. Raden Klono Sewandono dan rombongan dari Ponorogo di cegat oleh raja Singo Barong. Raja singo barong mengajak raden klono sewandono berkelahi. Pada saat itu radenklono sewandono yang marah menanggapi ajakan raja singobarong. Pada saat berkelahi tiba-tiba raja singo barong merasa gatal gara-gara kutu di rambutnya,ia pun memanggil dadak merak yang selalu bersamanya. Saat merak memakan kutu yang ada di kepala raja singo barong,pada saat itulah raden klono sewandono memenuhi sayembara yang ke tiga yaitu hewan berkepala dua dalam satu tubuh. Raden klono sewandono menyatukan merak dan raja singo barong. Raden Klono sewandono dan rombongan pun melanjutkan perjalanan menuju kediri dengan 3 syarat yang telah di penuhi. Sesampainya disana pertunjukan di pertontonkan dan Dewi Ragil Kuning beserta orang tuanya menyukai pertunjukan itu. Lalu Raden Klono Sewandono di tanya oleh ibu Dewi apakah nama dari pertujukan ini. Raden pun menjawab pertunjukan ini saya beri nama REOG PONOROGO karena kami berasal dari ponorogo.


PEMENTASAN SENI REOG

    Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
   Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.
   Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
   Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.




KONTROVERSI
    Tarian Reog Ponorogo yang ditarikan di Malaysia dinamakan Tari Barongan. Deskripsi akan tarian ini ditampilkan dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak, yang merupakan asli buatan pengrajin Ponorogo. Permasalahan lainnya yang timbul adalah ketika ditarikan, pada reog ini ditempelkan tulisan “Malaysia” dan diaku menjadi warisan Melayu dari Batu Pahat Johor dan Selangor Malaysia – dan hal ini sedang diteliti lebih lanjut oleh pemerintah Indonesia. Hal ini memicu protes dari berbagai pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang berkata bahwa hak cipta kesenian Reog dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan diketahui langsung oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Ribuan Seniman Reog pun menggelar demo di depan Kedutaan Malaysia.












Daftar Pustaka :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar